Kebijakan pembangunan Nasional menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan yang memadukan ketiga pilar pembangunan yaitu bidang ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
Selasa, 24 November 2009
Kebijakan pembangunan Nasional menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan yang memadukan ketiga pilar pembangunan yaitu bidang ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
Keberlanjutan Pembangunan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987. Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Keberkelanjutan pembangunan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Misalnya saja,Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan Berkelanjutan beraragumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
http://id.wikipedia.org/
Pengelolaan dan pembangunan lingkungan hidup di Indonesia relatif belum lama dan baru dirintis menjelang Pelita III. Namun demikian, dalam waktu yang pendek itu Indonesia telah banyak berbuat untuk mulai mengelola lingkungan hidupnya. Hasil utama pengembangan lingkungan hidup ini nampak pada munculnya kesadaran dan kepedulian di kalangan masyarakat. Antara lain nampak dalam peningkatan upaya swadaya masyarakat seperti tercermin dalam kegiatan nyata dan keterlibatan masyarakat umum dalam memecahkan masalah pencemaran di daerah. Padahal, 20 tahun sebelumnya, istilah lingkungan hidup itu sendiri belum begitu dikenal.
Konsep dan kebijakan lingkungan hidup selama Pembangunan Jangka Panjang (PJP) Pertama mengalami perkembangan yang sangat berarti. Selama Pelita III bidang lingkungan hidup ditangani oleh Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Men-PPLH) dengan prioritas pada peletakan dasar-dasar kebijaksanaan “membangun tanpa merusak”, dengan tujuan agar lingkungan dan pembangunan tidak saling dipertentangkan.
Pada awal era ini teridentifikasi bahwa penyebab kerusakan lingkungan bersumber dari: (i) lemahnya penguatan dan dukungan politik untuk pelestarian lingkungan dalam proses pengambilan keputusan, (ii) rendahnya sanksi yang dijatuhkan kepada para pelanggar peraturan di bidang lingkungan, dan (iii) kemiskinan. Sebaran dampaknya masih terpusat pada perusakan hutan dan lahan, pencemaran air, urbanisasi, perusakan & pencemaran laut & pantai, dan imbas dari lingkungan global.
Strategi yang ditempuh Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH) pada era kepemimpinan Nabiel Makarim, MPA.MSM. ini adalah: (i) peningkatan dan perluasan aliansi strategis dalam rangka memperoleh dukungan dan kekuatan politik untuk pelestarian lingkungan, (ii) pemberdayaan masyarakat sadar dan aktif berperan dalam proses pengambilan keputusan, (iii) pengembangan prinsip “good governance” dalam pelestarian lingkungan hidup di kalangan pemerintah kabupaten/kota, (iv) peningkatan penaatan melalui penggunaan instrumen hukum dan instrumen lainnya, dan (v) pengembangan kelembagaan dan peningkatan kapasitas.
Reference: kementrian Negara lingkungan hidup
Pengertian lingkungan dibagi atas:
1. Daerah di mana sesuatu mahluk hidup berada.
2. Keadaan/kondisi yang melingkupi suatu mahluk hidup.
3. Keseluruhan keadaan yang meliputi suatu mahluk hidup atau sekumpulan mahluk hidup terutama :
a. Kombinasi dari berbagai kondisi fisik di mahluk hidup
yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan
dan kemampuan mahluk hidup untuk bertahan hidup.
b. Gabungan dari kondisi sosial dan budaya yang
berpengaruh pada keadaan suatu individu mahluk
hidup atau suatu perkumpulan / komunitas
mahluk hidup.
Istilah lingkungan dan lingkungan hidup atau lingkungan hidup manusia seringkali digunakan silih berganti dalam pengertian yang sama.
Apabila lingkungan hidup itu dikaitkan dengan hukum/aturan pengelolaannya, maka batasan wilayah wewenang pengelolaan dalam lingkungan tersebut harus jelas
Definisi Lingkungan Hidup Indonesia
Lingkungan hidup bagi bangsa Indonesia tidak lain merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala aspeknya.
Secara hukum maka wawasan dalam menyelenggarakan penegakan hukum pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia adalah Wawasan Nusantara.
Persetujuan Internasional Tentang Lingkungan Hidup
Indonesia termasuk dalam perjanjian: Biodiversitas, Perubahan Iklim, Desertifikasi, Spesies yang Terancam, Sampah Berbahaya, Hukum Laut, Larangan Ujicoba Nuklir, Perlindungan Lapisan Ozon, Polusi Kapal, Perkayuan Tropis 83, Perkayuan Tropis 94, Dataran basah, Perubahan Iklim - Protokol Kyoto (UU 17/2004), Perlindungan Kehidupan Laut (1958) dengan UU 19/1961.
Masalah lingkungan hidup di Indonesia
Bahaya alam: banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi, kebakaran hutan, gunung lumpur, tanah longsor.
Masalah Lingkungan hidup di Indonesia saat ini: penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan; polusi udara di daerak perkotaan (Jakarta merupakan kota dengan udara paling kotor ke 3 di dunia); asap dan kabut dari kebakaran hutan; kebakaran hutan permanen/tidak dapat dipadamkan; perambahan suaka alam/suaka margasatwa; perburuan liar, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi; penghancuran terumbu karang; pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara maju; pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan lumpur liar di Sidoarjo, Jawa Timur.
reference : http://www.pirba.ristek.go.id/
Senin, 23 November 2009
Hari demi hari mereka jalani dengan was – was karena bias sewaktu – waktu banjir bias mendatangi rumah mereka. Tapi menurut saya, yang menyebakan banjir itu sering terjadi karena ulah mereka itu juga. Mereka membuang sampah sembarangan, tidak memperhatikan alam, tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya. Akibatnya, air sungai mampet lalu meluap kemudian banjir. Tapi sebagai warga Jakrta atau warga yang dilalui sungai Ciliwung, kita patut bersyukur dengan adanya sungai ciliwung ini. Tanpa sungai Ciliwung air tidak dapat dialirkan menuju laut.
Akibat penyalahgunaan di atas, mudah ditebak. Air Sungai Ciliwung menjadi penyebab banjir di Ibu Kota. Kerugian tidak hanya pada penduduk sekitar. Lebih jauh, bagian lain
"Kegiatan akan digelar di RT06/ RW09, Kecamatan Gabun II, Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa," ujar Kepala Bidang Penegak Hukum Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLHD) DKI Jakarta Ridwan Panjaitan seusai Rapat Koordinasi Kampanye Kali Bersih Ciliwung, di Kantor BPLHD, Jakarta, Selasa (17/11).
Ia mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya Pemda DKI Jakarta dan masyarakat untuk menangani masalah pembuangan sampah di kali dan bantaran kali. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat agar turut menjaga kebersihan kali.
Tanggul Situ Gintung Yang Belum Diperbaiki
Penyebab jebolnya tanggul Situ Gintung, Cireundeu, Tangerang, Banten dikarenakan tingginya curah Hujan, yang menyebabkan permukaan air situ naik dan melimpas tanggul. Penyebab tersebut dijelaskan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung dan Cisadane Sutoyo Subandrio Pitoyo.
“Saat hujan begitu besar, terjadi kenaikan muka air. Sehingga air naik dan terjadi limpasan di atas tubuh bendungan. Sehingga tergerus dan longsor. Tanggul manapun pasti akan jebol kalau terjadi pelimpasan,” jelas Sutoyo. Dia menambahkan, volume airsitu yang melimpas tanggul sebanyak 1 juta meter kubik air dari situ yang seluas 21 hektar
Pemerintah akui kurang memperhatinkan perawatan tanggul buatan jaman Belanda ini, DPU hanya melakukan renovasi secukupnya ditambah lagi padatnya perumahan penduduk disekitar tanggul yang mempengaruhi kekuatan tanah.
Pasca Bencana Warga yang tinggal di tepi bekas tanggul Situ Gintung, Kota Tangerang Selatan, Banten, yang jebol Maret lalu, khawatir dengan kemungkinan tanah penyangga rumah longsor saat hujan. Sebagian warga memilih mengungsi ke rumah tetangga atau ke rumah saudara.
Beberapa warga, seperti Kasim, Laila, Kasem, dan Adah, warga RT 01 RW 08, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Sabtu (21/11), mengungsi saat hujan. Lokasi rumah mereka berada di atas tebing bekas tanggul yang jebol.
”Kalau hujan, kami sekeluarga segera mengungsi ke rumah tetangga yang letaknya jauh dari bibir tebing. Apalagi hujan lebat sering turun akhir-akhir ini disertai angin kencang. Tanah di sini masih sering longsor kalau hujan lebat,” kata Kasim.
Rumah Kasim bersebelahan dengan rumah tetangga yang rusak parah gara-gara diterjang air bah saat tanggul Situ Gintung jebol. Atap rumah Kasim menyatu dengan rumah tetangganya. Sementara fondasi rumah tetangga yang separuh tergerus akibat air bah kondisinya kini semakin parah.
Laila juga merasakan hal serupa. Dia resah karena tidak ada tanggul yang menahan air jika hujan turun sehingga aliran air sangat mudah menggerus tanah di bawah rumah. Setelah hujan, Laila melihat genangan air setinggi 30 sentimeter di hamparan tanah bekas rumah yang digusur bencana air bah lalu.
”Kalau tidak ada tanggul yang diperbaiki, tidak ada penahan air saat hujan lebat. Air yang deras ini sangat mungkin menggerus tanah di bawah rumah kami,” ucap Laila yang juga tinggal di tebing berketinggian sekitar 1 meter dari hamparan tanah bekas jalur air bah.
Laila merasakan kondisi tanah di bawah rumahnya tidak lagi stabil. Ketinggian tanah juga sudah tidak rata lagi. Gelombang air bah lalu juga meninggalkan sedikit retak di dinding rumahnya.
Sama seperti Kasim, Laila dan keluarganya juga segera mengungsi saat hujan lebat turun. Dia khawatir hujan mengakibatkan rumahnya terkena longsor.
Sementara itu, Adah memilih pindah permanen ke lokasi lain yang dianggapnya lebih aman. Dia menganggap daerah bekas lokasi bencana sebagai daerah yang kurang aman, apalagi tanggul belum dibangun lagi.
Ketua RT 01 RW 08 Robiyanto berharap pemerintah segera membangun kembali tanggul. ”Tanggul dibutuhkan untuk mengendalikan air. Kalau tidak ada tanggul, warga bisa kesulitan air saat kemarau. Tidak ada air lagi di Situ Gintung,” katanya.
Rencana pembangunan tanggul Situ Gintung pernah dijadwalkan mulai pertengahan Juni lalu. Rencana itu lantas direvisi. Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane berencana membangun tanggul yang jebol November ini (Kompas, 15/10).
Warga sekitar situ berharap penataan situ segera dilakukan agar mereka terhindar dari bahaya banjir dan longsor. (art)
Damanik dan Weber (2006) menyatakan bahwa, ide dasar pembangunan berkelanjutan adalah kelestarian sumberdaya alam dan budaya. Ide kemudian diturunkan ke dalam konsep pariwisata berkelanjutan. Artinya adalah pembangunan sumberdaya (atraksi, aksesibilitas, amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberikan keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan dan nilai kepuasan optimal bagi wisatawan ataupun masyarakat yang tinggal di sekitar situ.
Wisata pada awalnya digolongkan dalam kategori industri hijau (green Industry). Namun dengan besarnya pengembangan wisata yang menitikberatkan pada kepentingan ekonomi tanpa mengindahkan potensi lingkungan dan tidak memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan menimbulkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Lingkungan di beberapa obyek wisata rusak akibat besarnya volume pengunjung dan besarnya tekanan terhadap lingkungan.
Meningkatnya kesadaran berbagai pihak terhadap lingkungan dan isu-isu tentang pembangunan yang berwawasan lingkungan telah memberikan konstribusi terhadap pandangan pentingnya prinsip-prinsip wisata berkelanjutan. Prinsip pariwisata yang diharapkan dapat mempertahankan kualitas lingkungan, budaya, memberdayakan masyarakat lokal dan memberikan manfaat.
Referensi : Harian Kompas minggu, 22 November 2009
http://gugling.com/
http://www.detiknews.com/
Rabu, 11 November 2009
Pertambahan penduduk dan Lingkungan
(1) Meningkatnya limbah rumah tangga sering disebut dengan limbah domestik. Dengan naiknya kepadatan penduduk berarti jumlah orang persatuan luas bertambah. Karena itu jumlah produksi limbah persatuan luas juga bertambah. Dapat juga dikatakan di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah.
(3) Akibat pertambahan penduduk juga mengakibatkan peningkatan kebutuhan pangan. Kenaikan kebutuhan pangan dapat dipenuhi dengan intensifikasi lahan pertanian, antara lain dengan mengunakan pupuk pestisida, yang notebene merupakan sumber pencemaran. Untuk masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian, maka seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan akan lahan pertanian juga akan meningkat. Sehingga ekploitasi hutan untuk membuka lahan pertanian baru banyak dilakukan. Akibatnya daya dukung lingkungan menjadi menurun. Bagi mereka para peladang berpindah, dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang sedemikian cepat, berarti menyebabkan tekanan penduduk terhadap lahan juga meningkat. Akibatnya proses pemulihan lahan mengalami percepatan. Yang tadinya memakan waktu 25 tahun, tetapi dengan semakin meningkatnya tekanan penduduk terhadap lahan maka bisa berkurang menjadi 5 tahun. Saat dimana lahan yang baru ditinggalkan belum pulih kesuburannya.
(4) Makin besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber daya. Untuk penduduk agraris, meningkatnya kebutuhan sumber daya ini terutama lahan dan air. Dengan berkembangnya teknologi dan ekonomi, kebutuhan akan sumber daya lain juga meningkat, yaitu bahan bakar dan bahan mentah untuk industri. Dengan makin meningkatnya kebutuhan sumber daya itu, terjadilah penyusutan sumber daya. Penyusutan sumber daya berkaitan erat dengan pencemaran. Makin besar pencemaran sumber daya, laju penyusunan makin besar dan pada umumnya makin besar pula pencemaran.
Pertambahan penduduk dan Lingkungan
Berdasarkan hasil peneitian ini diperoleh hasil bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh dan merupakan salah satu faktor kriminogen terhadap semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk. Hal tersebut terlihat dari tahun 2001 s/d 2003 tindak pidana terus bertambah. Dan sebagian besar dilakukan oleh penduduk dengan tingkat pendidikan dasar (SD dan SLTP), terus menurun angka kejahatan pada penduduk dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi. Tercatat selama tahun 2001 s/d 2003 penduduk dengan tingkat pendidikan dasar terdapat lebih dari 38 sampai 41 orang yang melakukan tindak pidana dalam setiap 10.000 jiwa penduduk setiap tahunnya. Penduduk dengan tingkat pendidikan menengah terdapat lebih dari 20 sampai 25 orang dalam setiap 10.000 jiwa penduduk yang melakukan tindak pidana setiap tahunnya. Dan penduduk denggan tingkat pendidikan tinggi terdapat lebih dari 6 sampai 7 orang dalam setiap 10.000 jiwa penduduk yang melakukan tindak pidana setiap tahunnya.
Sedangkan pengaruh tingkat pendidikan terhadap kuantitas maupun kualitas tindak pidana di Kota Surakarta adalah memiliki pengaruh. Terlihat dari pengolahan data dengan dikuatkan oleh beberapa teori pendidikan dan kriminologi bahwa pada dasarnya penduduk dengan tingkat pendidikan dasar cenderung melakukan tindak pidana dengan modus yang sederhana (basic crime), seperti pencurian, perkosaan, penganiayaan, perjudian dan kejahatan asusila. Penduduk dengan tingkat pendidikan menengah cenderung melakukan tindak pidana dengan modus yang lebih kompleks, seperti penipuan, penggelapan, penadahan, pembunuhan dan pelanggaran hak cipta. Kemudiaaan penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung melakukan tindak pidana dengan modus yang lebih rumit/kompleks lagi, seperti illegal logging, trafficking, korupsi, dan lain – lain.
Pertambahan penduduk dan Lingkungan
Kepadatan penduduk akibat laju pertumbuhan penduduk yang demikian tinggi; tidak adanya air bersih dan sanitasi yang memadai; rendahnya tingkat pelayanan kesehatan dasar; perencanaan pembangunan yang buruk; mobilitas penduduk; dan penyalah-gunaan antibiotik yang semakin meluas telah mendorong berjangkitnya kembali penyakit menular. Para ahli memprakirakan akan terjadi epidemi penyakit di seluruh dunia dalam waktu dekat ini, apabila arah kecenderungan yang terjadi sekarang ini terus berlangsung.
Langkah yang sama sebagaimana yang telah dapat membasmi penyakit cacar -yaitu pencegahan yang efektif dan pelayanan kesehatan masyarakat- dapat membantu membasmi penyakit menular lainnya. Upaya-upaya demikian ini akan menunjukkan hasil yang memuaskan baik dari segi penghematan anggaran maupun dari segi penurunan angka kesakitan atau bahkan angka kematian.Untuk itu perlunya kesadaran dari kita semua untuk menjaga lingkungan tempat tinggal,agar dapat terjaga kebersihannya dan dapat menjauhkan kita dari berbagai macam penyakit.
Kesimpulannya adalah bahwa pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran.
Reference: http://penyakitmenular.multiply.com/
Tugas Pengantar Lingkungan
Siapa pun tak ada yang menghendaki dirinya bodoh, terbelakang dan miskin. Setiap manusia berharap bisa hidup berkecukupan dan tak terbelakang. Namun, dalam realitas harapan tersebut terkubur dan kandas oleh kondisi yang memaksa.
Secara sosiologis, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan ditentukan oleh tiga faktor; yakni kesadaran manusia, struktur yang menindas, dan fungsi struktur yang tidak berjalan semestinya.
Dalam konteks kesadaran, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan biasanya merujuk pada kesadaran fatalistik dan menyerah pada "takdir". Suatu kondisi diyakini sebagai pemberian Tuhan yang harus diterima, dan perubahan atas nasib yang dialaminya hanya mungkin dilakukan oleh Tuhan. Tak ada usaha manusia yang bisa mengubah nasib seseorang, jika Tuhan tak berkehendak. Kesadaran fatalistik bersifat pasif dan pasrah serta mengabaikan kerja keras.
Kesadaran ini tampaknya dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan diterima sebagai takdir yang tak bisa ditolak. Bahkan, penerimaan terhadap kondisi itu merupakan bagian dari ketaatan beragama dan diyakini sebagai kehendak Tuhan.
Kesadaran keberagamaan yang fatalistik itu perlu dikaji ulang. Pasalnya, sulit dipahami jika manusia tidak diberi kebebasan untuk berpikir dan bekerja keras. Kesadaran fatalistik akan mengurung kebebasan manusia sebagai khalifah di bumi. Sementara sebagai khalifah, manusia dituntut untuk menerapkan ajaran dalam konteks dunia dan akhirat. Oleh karena itu, kemiskinan dan kebodohan, wajib diubah. Bahkan, kewajiban itu adalah bagian penting dari kesadaran manusia.
Faktor penyebab lain yang menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan karena otoritas struktural yang dominan. Kemiskinan, misalnya, bisa disebabkan oleh ulah segelintir orang di struktur pemerintahan yang berlaku tidak adil. Kemiskinan yang diakibatkan oleh problem struktural disebut "kemiskinan struktural". Yaitu kemiskinan yang sengaja diciptakan oleh kelompok struktural untuk tujuan-tujuan politik tertentu.
Umumnya kemiskinan struktural dimanfaatkan untuk kepentingan politik, yaitu demi melanggengkan kekuasaan. Sementara kelompok manusia yang miskin tidak berdaya melawan otoritas penguasa yang sangat dominan. Kondisi seperti inilah yang oleh Paulo Freire disebut "budaya bisu" (submerged of culture silent). Mereka miskin, bodoh, dan terbelakang karena permainan penguasa dzalim, sementara untuk melawannya tidak memiliki daya sama sekali. Pada masa Orde Baru, masyarakat Indonesia yang miskin, bodoh dan terbelakang, ternyata sengaja didesain oleh rezim penguasa. Tujuannya agar masyarakat lemah dan tidak berdaya melawan kekuasaan. Kondisi demikian kemudian menjadi komoditas politik sewaktu digelar pemilihan umum (pemilu).
Di zaman sekarang pun, para pejabat enggan memikirkan kesejahteraan masyarakat, tetapi malah sibuk memperkaya diri. Saat pemilu datang, mereka sibuk menebar janji pemberantasan pengangguran, pengobatan murah, sekolah gratis, dan lain-lain. Tetapi setelah tiga tahun ditunggu-tunggu ternyata janji tinggal janji, tak ada bukti.
Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan juga disebabkan karena tidak berfungsinya sistem yang ada. Sebab orang-orang yang berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan sesuai dengan posisinya. Akibatnya sistem berjalan tersendat-sendat, bahkan kacau. Kesalahan menempatkan orang tidak sesuai dengan kompetensinya (one man in the wrong place) bisa mengakibatkan kondisi bangsa ini menjadi fatal.
Sudah menjadi rahasia umum, masalah kompetensi para pengambil kebijakan di jajaran Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) diragukan. Banyak posisi struktural yang strategis diduduki oleh orang-orang yang tidak berkompeten di bidangnya. KIB sejak pertama kali dilantik (21 Oktober 2004) sudah banyak menuai kritik, hingga muncul usul reshuffle menteri yang tidak becus mengurusi departemennya.
Kondisi masyarakat Indonesia yang masih berkubang dalam kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, jelas berseberangan dengan prinsip-prinsip fitrah manusia. Fitrah manusia adalah hidup layak, berpengetahuan, dan bukan miskin atau bodoh.
Untuk mengentaskan masyarakat Indonesia dari kubangan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, pemerintah perlu mengambil kebijakan strategis. Kebijakan strategis tersebut membutuhkan suatu jalur yang dipandang paling efektif. Dalam konteks inilah penulis berpendapat bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalur paling efektif untuk mengentaskan seluruh problem sosial di Indonesia.
Sejatinya seluruh persoalan yang menimpa masyarakat Indonesia bertumpu pada faktor manusianya. Faktor kesadaran masyarakat Indonesia masih menjadi kendala utama untuk melakukan berbagai agenda perubahan. Oleh karena itu, pendidikan harus memiliki orientasi sebagai "penyadaran" (consciousness), yaitu untuk mengubah pola pikir masyarakat yang tadinya naif dan fatalistik agar menjadi kritis.
Reference: http://www.fauzibowo.com
Rabu, 21 Oktober 2009
PADI SEBAGAI TANAMAN TRANSGENIK YANG DAPAT MENGUNTUNGKAN
Berbagai jenis padi telah dapat diperoleh melalui transaksi gen yang terjadi selama pemulia tanaman melakukan seleksi untuk sifat-sifat
beras yang diinginkan.
singkat, ada yang tahan wereng dan berbagai penyakit, ada yang nasinya
pulen, ada pula yang pera dan sebagainya. Meskipun demikian, sampai
saat ini masih belum ditemukan tanaman padi atau kerabatnya yang
dapat disilangkan yang mengandung provitamin A di dalam endosperma
biji padi. Oleh karena itu, proses pemuliaan tanaman tradisional
akan sulit sekali atau hampir tidak mungkin menghasilkan beras yang
endospermanya mengandung provitamin A. Padahal provitamin A merupakan
senyawa penting untuk mengatasi masalah rabun senja dan kebutaan
total yang berhubungan karena kekurangan senyawa ini. Masalah defisiensi
vitamin A merupakan salah satu masalah gizi utama di negara-negara
anak di seluruh dunia menderita kekurangan vitamin ini. Oleh karena
beras merupakan diet utama sebagian besar orang
provitamin A dalam beras akan sangat banyak membantu masalah kesehatan
masyarakat yang serius ini.
Tanaman padi transgenik pada dasarnya merupakan hasil upaya pemuliaan
dari yang asalnya tidak menghasilkan provitamin A menjadi tanaman
yang menghasilkan pro vitamin A pada endosperma bijinya. Apakah tanaman
transgenik ini berbahaya bagi kesehatan manusia, di samping keunggulannya
menghasilkan provitamin A? Apakah akan menjadi tanaman monster yang
akan merusak keanekaan hayati dan menghancurkan ekosistem setempat?
Apakah riset mengenai produk transgenik semacam ini perlu didukung
atau ditolak? Sebagai konsumen, ada segudang pertanyaan dan keinginan
untuk mendapatkan penjelasan yang dapat dipercaya mengenai berbagai
macam tanaman transgenik yang mulai atau sudah ada di pasar, kebun,
atau sawah. Namun penjelasan itu hendaknya memungkinkan konsumen
untuk menentukan pilihannya secara bebas. Bukan untuk menggiringnya
pada suatu pendapat tertentu. Sedangkan bagi para pengambil kebijakan
diharapkan dapat memberikan jaminan bahwa produk tersebut tidak saja
aman baik dari segi kesehatan maupun dampaknya terhadap lingkungan,
tetapi dapat lebih menguntungkan petani baik secara teknis maupun
ekonomis.
Contoh Tanaman-tanaman yang di kembangkan
1. Tanaman transgenik tahan terhadap garam di India Dalam rangka memperluas area pertanian di daerah pesisir pantai, saat ini di
2. Program Bioteknologi Padi di Costa Rica
Beras merupakan makanan pokok yang dikonsumsi oleh lebih dari setengah jumlah penduduk dunia. Di Costa Rica seperti juga di
Selain itu, pendekatan bioprospeksi untuk gen-gen bakteri yang memiliki aktivitas sebagai insektisida yang diisolasi dari berbagai mikroba seperti Bacillus thuringiensis, Photorhabdus spp dan Xenorhabdus spp. Gen-gen yang telah diisolasi dapat disisipkan pada genom padi secara rekayasa genetika. Juga telah dilakukan karakterisasi genetika baik pada padi liar maupun padi hasil budi daya untuk menentukan sumber resistensi pada Magnaporthe grisea.
Transformasi yang pertama kali dilakukan adalah untuk membuat kultivar tahan terhadap RHBV dengan
menggunakan gen coat protein dari virus dan versi modifikasi dari gen tersebut yang apabila diekspresikan pada tanaman akan menginduksi ketahanan atau resistensi terhadap virus. Upaya untuk membuat tanaman tahan terhadap belalang yang merupakan vektor dari RHBV dilakukan dengan menyisipkan gen lectin. Diharapkan didapat tanaman yang memiliki dua tingkat resistensi yaitu tahan terhadap virus dan vektornya. Selain dari hal tersebut, beberapa gen juga telah ditransfer pada kultivar padi yaitu gen ketahanan terhadap blast Xanthomonas oryzae, dan proteinase inhibitor untuk ketahanan terhadap serangga. Demikian juga gen-gen untuk ketahanan terhadap kekeringan dan salinitas akan disisipkan kepada padi.
Upaya juga dilakukan untuk mengkarakterisasi gene pool padi liar untuk meningkatkan hasil. Penyilangan
interspesifik antara padi liar O. rufopogon telah meningkatkan hasil sampai 20%. Juga gen Xa21 dari O.
longistaminata telah di klon dan diintroduksikan pada genom padi dan meningkatkan ketahanan pada Xanthomonas oryzae.
Penelitian pada Program Bioteknologi Padi Costa Rica juga meliputi penelitian untuk mengidentifikasi, dan
mengkarakterisasi secara molekuler kerabat dekat padi yang asli dari Costa Rica. Tiga populasi dari empat populasi padi asli Amerika Selatan dijumpai tumbuh di Costa Rica yaitu Oryza latifolia, O. grandiglumis, O. glumaepatula.
Selain itu dua jenis kerabat padi yang bukan asli Amerika Selatan dan telah dianggap sebagai gulma di Costa Rica seperti Oryza rufipogon dan O. glaberrima juga kemungkinan mengandung sumber genetik yang berguna untuk perbaikan tanaman padi.
Oryza latifolia adalah spesies padi tetraploid dengan genom CCDD. Beberapa tanaman dari spesies ini diketahui mengandung sifat-sifat agronomis yang berguna bagi perbaikan tanaman seperti ketahanan terhadap kekeringan dan salinitas, dan pembungaan yang lebih awal.
O. grandiglumis adalah kerabat padi yang paling banyak dimanfaatkan untuk perbaikan tanaman karena diyakini memiliki gen ketahanan terhadap M. grisea.
3. Tanaman tahan serangga
Tanaman tahan serangga merupakan hasil penyisipan gen Bacillus thuringiensis (Bt) yang diketahui bersifat sebagai insektisida alami ke dalam tanaman pertanian. Bt memiliki kemampuan untuk menghancurkan dinding pencernaan jenis serangga Lepidoptera dan aman terhadap serangga lainnya, burung, mamalia dan manusia. Saat ini telah di budidayakan tanaman jagung, kapas, kedelai, kentang dan berbagai jenis tanaman hortikultura yang mengandung gen Bt. Selain itu juga penelitian sedang dikembangkan untuk mendapatkan tanaman padi dan berbagai tanaman keras yang mengandung gen Bt.
4. Tanaman transgenik dengan gen perlindungan terhadap gulma
Pengendalian gulma dalam pertanian merupakan salah satu cara untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Gulma bersaing dengan tanaman pertanian untuk mendapatkan air, nutrisi, dan cahaya matahari. Selain itu gulma merupakan tempat dari sumber penyakit dan sarang dari hama tanaman. Penggunaan herbisida telah digunakan dan sangat efektif dalam mengendalikan gulma. Gen ketahanan terhadap herbisida glifosat dan glufosinat telah dikarakterisasi dan gen-gen tersebut telah disisipkan pada berbagai tanaman budi daya seperti kedelai, jagung, kapas, dan padi.
Analisa keamanan tanaman transgenik Sebelum suatu tanaman transgenik dapat dikomersialisasikan, tanaman-tanaman tersebut harus terlebih dahulu dikaji keamanan hayatinya dengan menggunakan pedoman pengkajian yang telah diakui oleh badan-badan independen seperti Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Food and Health Organization (FAO) dan World and Health Organization (WHO) dari PBB serta International Life Science Institute (ILSI).
Kajian untuk keamanan lingkungan tanaman transgenik meliputi ketahanan terhadap hama dan penyakit, kemungkinan terjadinya persilangan dengan kerabat liarnya, kemungkinan untuk menjadi lebih agresif dan kompetitif di alam dibandingkan dengan tanaman konvensional serta dampaknya terhadap organisme non target. Kajian untuk keamanan pangan tanaman transgenik meliputi analisa toksisitas, makromolekul yang dapat menyebabkan alergi dan kandungan nutrisi. Kriteria tersebut di atas ditujukan untuk mengetahui apakah tanaman transgenik memiliki kesepadanan substansial dengan tanaman konvensional.
aspek keamanan tanaman transgenik terhadap kesehatan
dan lingkungan. Bagian ini justru membutuhkan pemapar informasi yang
paling tidak memiliki dasar-dasar yang baik dalam biologi molekuler
atau rekayasa genetika, disamping ilmu lingkungan, sehingga dia dapat
menempatkan masalah ini dengan landasan sains yang kuat dan dapat
dipercaya. Apakah yang perlu diwaspadai dari segi keamanan produk
padi transgenik tersebut? Bila kita berusaha mengenal paling tidak
prinsip konstruksinya, maka kita bisa memberikan paparan informasi
yang lebih lengkap dan tidak tendensius. Darimana asal gen yang dipakai?
Bagaimana sifat dan akibat yang ditimbulkan dari ekspresinya pada
tanaman transgenik? Di mana lokasinya pada genom tanaman transgenik?
Jawaban dari tiga pertanyaan ini dapat memberikan gambaran awal tentang
aspek keamanan produk tersebut dan langkah lebih lanjut dalam rekomendasi
pelepasannya. Sebagai contoh, dari sisi fisiologi tanaman adanya
enzim-enzim untuk biosintesis ?-karoten (provitamin A) pada endosperma
padi akan mengambil sejumlah isopentenil difosfat (IPP), yaitu senyawa
intermediat untuk biosintesis ?-karoten dan sejumlah senyawa isoprenoid
penting lain di dalam sel seperti sterol, gibberellin, dan berbagai
macam senyawa turunan karotenoid lainnya (Sandmann, 1994). Bila kita
mau mempertanyakan secara ilmiah maka di sinilah salah satu hal penting
yang perlu didiskusikan. Apakah adanya phytoene synthase akan mengurangi
jumlah IPP di dalam endosperma? Bila demikian apakah pengaruhnya
pada kebugaran tanaman? Meskipun mungkin jawab dari pertanyaan ini
masih belum sepenuhnya dapat dipenuhi, tetapi kita dapat mencoba
melihat kemungkinan apa yang paling beralasan dari data-data biokimia
biosintesis isoprenoid pada tanaman. Sedangkan anggapan bahwa tanaman
padi provitamin A itu akan menjadi tanaman raksasa atau monster merupakan
kekawatiran emosional yang berlebihan, karena, meskipun kita tidak
dapat menutup kemungkinan suatu fantasi menjadi realitas, dari segi
ilmiah kejadian tersebut sangat tidak mungkin terjadi (Russo and
Cove, 1995) .
KESIMPULAN
Keanekaragaman sumberdaya genetik tanaman pangan dan pertanian merupakan bagian dari megabiodiversity yang dimiliki Indonesia, yang pemanfaatan dan pelestariannya harus dapat dijaga keberlanjutannya.Traktat Internasional Sumberdaya genetik tanaman pangan dan pertanian merupakan perangkat internasional yang mewadahi satu keinginan bersama untuk dapat menjaga pemanfaatan sumberdaya dan pembagian keuntungan secara adil dan merata dan melestarikannya bagi generasi masa depan dan kelanjutan pertanian dan keamanan pangan.Tanaman transgenik yang saat ini telah dikembangkan untuk tujuan komersil sebelumnya telah melalui pengujian keamanan hayati dan keamanan pangan sehingga dinyatakan aman terhadap lingkungan dan aman untuk dikonsumsi.Peran Bioteknologi dalam pertanian demikian luas dan cepat, sehingga perlu kehati-hatian dalam menangani produk rekayasa genetika (PRG) agar diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dan meminimalkan dampak negatifnya.
REFERENSI
Ari Try Purbayanto
Dr. Antonius Suwanto.
Endarwati. 2004. Keanekaragaman Hayati dan Konservasinya di Indonesia. Blogspot.
Kurniawan,H. 2005. Database Plasma Nutfah Tanaman Pangan Februari 205. BB-Biogen Online.
Hartiko, H. 2000. Dampak Bioteknologi terhadap Keselamatan Hayati dan Pertanian Tradisional. Makalah pada semiloka Nasional Konservasi Biodiversitas untuk Perlindungan dan Penyelamatan Plasma Nutfah. Surakarta.
Moeljopawiro, S. 2000. Bioteknologi untuk Pengelolaan dan Pemanfaatan Plasma Nutfah. Makalah pada semiloka Nasional Konservasi Biodiversitas untuk Perlindungan dan Penyelamatan Plasma Nutfah. Surakarta.
Somantri,I.H.,Hasanah,H, Thohari,M.,Nurhadi,A.,Orbani,I.N., Mengenal Plasma Nutfah. www.BB-Biogen.com
Slamet-Loedin,I.H.,E.Sukara., Pengembangan Balai Kliring Keamanan Hayati,di dalam www.bchindonesia.com
Rabu, 07 Oktober 2009
Pemanfaatan waduk darma
Waduk Darma terletak di sebelah barat daya dari kota Kuningan, tepatnya di desa Jagara- Kecamatan Darma dan pada lintasan jalan raya Cirebon-Kuningan-Ciamis. Menempati areal seluas ± 425 ha, dikelilingi oleh bukit dan lembah serta pemandangan yang indah dengan udara yang sejuk. Kapasitas genangan air maksimal ± 39.000.000 m3. Jarak obyek wisata ini adalah ± 12 km dari kota Kuningan dan dari ± 37 km dari kota Cirebon .
Sejarah Waduk Darma
Jauh sebelum Waduk Darma di bangun oleh Belanda (Th 1922) Keberadaan Waduk Darma pada masa para wali datang ke Darma. sudah merupakan situ/danau kecil dan sebagian merupakan kawasn pesawahan dan pemukiman penduduk serta merupakn titik temua antara desa Darma, Jagara, sakerta, Paninggaran, Cipasung, Kawah Manuk dan Parumg. Waduk Darma dibobvolkan pada tahun 1972 memperkirakan panjangnya 20 x 7 meter.Kini waduk darma menjadi seluas 425 ha.
Waduk ini selain berfungsi sebagai penampungan air untuk pengairan dan perikanan juga dapat dijadikan sarana rekreasi dan olahraga. Apalagi diwaktu senja hari di Waduk Darma.
Fasilitas yang tersedia :
• Areal kemping
• Kolam Renang Anak-anak
• Perahu Motor
• Cottage, dll
Saat ini Volume air di Waduk Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, saat ini kritis karena hanya tersisa 14,58 juta meter kubik. Padahal, air dari waduk itu masih dibutuhkan untuk pengairan persawahan warga dan aktivitas pabrik gula,untuk tempat pembudidayaan ikan dengan pola karamba dan jaring terapung (japung) dan untuk memenuhi kebutuhan air warga sekitar.
Waduk Darma merupakan salah satu pemasok air irigasi yang berada di Kuningan, Jawa Barat. Waduk ini direncanakan bisa memenuhi kebutuhan irigasi di daerah sekitarnya seluas ± 22.060 Ha tetapi yang dialiri secara penuh hanya 10034 Ha. Waduk ini memiliki luas daerah tangkapan sebesar 23.5 km2 dan luas genangan 4 km2. Volume efektif waduk ini sebesar 40.200.000 m3. Jenis tanaman pada sawah yang diairinya terdiri dari padi, polowijo dan sebagian kecil tebu. Dengan kondisi belakangan ini air sudah tidak mencukupi kebutuhan air irigasi sehingga di musim kemarau II tanah banyak petani yang menggunakan sumur pompa untuk mengairi sawahnya. Hal ini dikarenakan kemarau yang cukup panjang sehingga tampungan waduk tidak mencukupi untuk menyuplai kebutuhan air irigasi di Musim Kemarau II. Namun yang menjadi permasalahan ialah permintaan masyarakat petani untuk memperoleh air seefisien mungkin sehingga hasil tanam yang diperoleh bisa maksimal. Dengan keterbatasan air yang tersedia di waduk, dilakukan studi optimasi agar dapat memaksimalkan keuntungan hasil usaha tani berdasarkan luasan yang optimal. Untuk analisa ini digunakan program linier dengan program Bantu Quantity Methods for Windows 2. Dengan batasan debit andalan yang ada dan kebutuhan air tiap tanaman, dijadikan batasan/kendala yang digunakan sebagai input untuk pengoperasian program linearnya. Output dari perhitungan ini ialah luas sawah yang bisa ditanami sesuai dengan jenis tanaman dan musim tanamnya serta keuntungan hasil tani yang akan diperoleh. Dari running program linier, diperoleh pola tanam yang menghasilkan keuntungan terbesar yaitu pola tanam padi-padi/polowijo-polowijo dengan awal masa tanam di bulan November dekade I. Keuntungan yang diperoleh selama 1 tahun masa tanam ialah sebesar Rp 101.640.200.000 dengan intensitas tanam sebesar 238 % sehingga bisa disimpulkan dengan hasil pola tanam yang baru akan meningkatkan keuntungan sebesar 38,5% yaitu dari Rp 73.385.892.000 (eksisting) menjadi Rp 101.640.200.000 (pola tanam baru) serta intensitas tanam dari 181,4 % menjadi 238 % .Untuk lebih dapat memberikan gambaran tentang kecukupan air waduk, dilakukan pula simulasi pengoperasian waduk.Waduk ini juga mengalami kendala pada sosilisasi waduk darma ini.Karena kurangnya pengunjung yang berwisata ke waduk darma ini,maka harus diadakan sosialisasi atau promosi agar dapat menarik minat pengunjung atau para wisatawan baik dalam maupun luar negeri untuk berkunjung ke waduk darma ini.Padahal waduk darma ini sangat berpotensi sekali untuk menjadi objek pariwisata bila dikeloala dengan baik dan professional.Diantaranya waduk darma ini memiliki potensi dalam wisata air,waduk ini juga memiliki latar pemandangan yang bagus apalagi kita dapat melihat gunung ceremai yang terlihat dari waduk ini. Di waduk ini juga di sewakan perahu untuk para pengunjung yang ingin berwisata mengelilingi luasnya waduk darma. Tetapi perahu ini diberangkatkan setelah penuh penumpangnya dan perjalanan yang ditempuh untuk berkeliling sekitar satu jam lamanya. Karena mengelilingi juga sebuah pulau kecil yang ada di tengah-tengah waduk darma,namanya pulau Munjul Goong.Selain itu waduk ini juga dijadikan sebagai tempat pemancingan. Dan disini kita juga dapat berwisata kuliner,karena di Kab kuningan ini terdapat berbagai macam makanan yang dapat dinikmati disini.
Waduk Darma sebenarnya memiliki potensi cukup besar, baik untuk lokasi wisata, irigasi,maupun sektor perikanan. Hanya, keberadaannya selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, upaya mendongkrak pendapatan dari waduk tersebut hingga kini masih sebatas angan-angan. Aspek pemanfaatan lainnya, sebagai salah satu pendukung peningkatan ekonomi masyarakat pun belum tergali.Jika dikelola secara profesional, sesungguhnya Waduk Darma bisa menjadi andalan bagi Kab.Kuningan untuk menjaring wisatawan lokal maupun mancanegara.
Sumber : www.potlot-adventure.com
Adrianto,Taufan
nazy-vie.blogspot.com
Link power point :
http://www.scribd.com/full/20737227?access_key=key-20057mvt9csmmyub1y49